Bekal Ketrampilan PraKerja Menghadapi Gig Economy



Fajar Baskoro

Pemerintah berencana mengeluarkan Rp 10 Triliun untuk mendukung program kartu PraKeja. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah saat rapat bersama komisi IX DPR di gedung DPR, Jakarta Rabu (20/11/2019) menjelaskan bahwa biaya tersebut digunakan untuk alokasi seleksi, pelatihan vokasional, sertifikasi, serta persiapan pencarian dan penempatan kerja. Tersedia kuota 2 juta peserta untuk mengisi program kartu Pra-Kerja.

Mekanisme untuk mendapatkan kartu prakerja pertama calon peserta harus mendaftarkan diri melalui kemenaker.go.id Calon peserta yang lebih dulu mendaftar akan dapat mengikuti pelatihan vokasi lebih awal dibandingkan yang mendaftar belakangan. Kedua, pemerintah akan melakukan proses seleksi secara online. Hasilnya pun akan diumumkan melalui situs Kemenaker.Ketiga, kalau calon peserta lulus seleksi, mereka perlu memilih lembaga pelatihan vokasi melalui website atau aplikasi. Keempat, peserta nantinya akan mengikuti pelatihan sesuai pilihan mereka, baik secara tatap muka maupun daring. Biaya pelatihan berkisar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta akan ditanggung pemerintah. Kelima, setelah mendapatkan sertifikasi kompetensi dapat mengikuti uji kompetensi, biaya akan disubsisidi dari program kartu pra-kerja hingga Rp 90.000. Keenam, peserta akan mendapat insentif persiapan melamar pekerjaan sebesar Rp 500.000. Ketujuh, peserta akan memberikan penilaian dan evaluasi proses pelatihan yang telah diikuti. Dan terakhir, peserta harus mengisi survei kepekerjaan yang dilakukan secara periodik untuk mendapat data apakah sudah mendapatkan kerja atau belum.

Yang menjadi persoalan adalah bagaimana menentukan pelatihan yang cocok dengan kebutuhan DUDI-Dunia Usaha dan Dunia Industri, kemudian setelah selesai pelatihan bagaimana mekanisme pencarian atau penempatan kerjanya?

Gig Economy

Gig economy atau ekonomi yang bergantung pada pekerja dengan kontrak sementara kini terus berkembang. Istilah gig economy muncul karena pengaruh industri 4.0, dimana beberapa bidang pekerjaan sekarang bisa dikerjakan secara remote di luar jam kantor bahkan sambil liburan. Beberapa industri kreatif merasa lebih efiesien dan efektif dengan menggunakan model pekerja lepas. Selain kontrak kerja tidak terikat, perusahaan juga mendapat pekerja profesional yang diinginkan sesuai kebutuhan pada saat itu.

Beberapa karakteristik dari gig economy atau era ekonomi kebebasan. 
Pertama, Self Employed. Pekerja di era ini tidak terikat terhadap satu perusahaan atau satu pekerjaan. Seorang video editor bisa saja menjadi travel blogger, youtuber, ataupun food vlogger.

Kedua, Fleksibel. Pekerjaan bisa dilakukan tidak terpaku oleh aturan masuk jam 8 pagi pulang jam 4 sore. Semua bebas dikerjakan di jam apapun asalkan pekerjaan sesuai dengan hasil dan waktu yang disepakati. Tidak perlu lagi stay di kantor, namun bisa dikerjakan di cafe, rumah, bahkan sambil liburan.

Ketiga Penghasilan lebih banyak. Pekerja lepas atau freelancer pada era gig economy ini digaji berdasarkan produk atau hasil pekerjaanya. Tidak tergantung kepada lama bekerja, atau tanda pangkat jabatan. Selain itu ia bisa menerima beberapa proyek pekerjaan secara sekaligus. Sehingga semakin kompeten dan semakin profesional mereka bisa mengerjakan dengan lebih cepat dan hasil yang sesuai kebutuhan klien. Sehingga penghasilanpun akan meningkat dengan cepat.


Menyiapkan Pelatihan Kartu Prakerja


Kartu prakerja diberikan kepada pencari kerja untuk mendapatkan layanan pelatihan vokasi, melatih ketrampilan-skilling, meningkatkan ketrampilan-up skilling, dan memberikan ketrampilan baru yang ditunjang teknologi digital- reskilling. Kartu ini dimaksudkan sebagai bridging bagi pencari kerja awal maupun mereka yang terkena ancaman PHK, atau juga mereka tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan karena digital disruption yang marak dalam lima tahun belakangan ini. Dengan kartu ini diharapkan para penerima kartu, siap memasuki dunia kerja, mampu  mendatangkan dan mengelola dana investor  dalam bentuk crowdfunding, dan juga menyiapkan para tenaga kerja muda untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif yang mandiri (start up).

Bermaksud ingin berbagi pengalaman dari apa yang telah dilakukan  Pemerintah Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya lewat program Double Track (DT) yang diperuntukkan bagi siswa SMA yang tidak berencana melanjutkan ke Perguruan Tinggi, kiranya dalam hal penyiapan Kartu Pra Kerja perlu dibuat platform aplikasi yang menjembatani kebutuhan calon tenaga kerja dengan dunia usaha yang akan menggunakan tenaga kerja. Platform ini tidak sekedar melayani pelatihan, namun juga bisa menyimpan portofolio level kompetensi peserta pelatihan, dan juga menyediakan  marketplace sebagai wadah berwirausaha tenaga kerja muda menjadi pelaku ekonomi startup.

Sedikitnya ada lima hal yang perlu disiapkan dalam menyiapkan platform aplikasi Kartu Pra Kerja, agar tidak hanya berhenti pada pelatihan dan pemberian sertifikat. 

Pertama, penyiapan para trainer yang akan mengisi pelatihan-pelatihan dengan berbagai macam keterampilan teknis seperti teknologi pangan, tata busana, kendaraan bermotor, desain grafis dan banyak lagi bidang ketrampilan yang memungkinkan orang bekerja secara mandiri ataupun freelancer.

Kedua penyiapan aplikasi ruangtraining.net untuk memantau dan mengukur kinerja peserta pelatihan. Baik itu kehadirannya maupun hasil karya produk hasil pelatihan yang didokumentasikan dalam bentuk foto produk dan juga portofolio kegiatan peserta pelatihan.

Ketiga, setelah selesai mengikuti pelatihan kemudian penerima Kartu Pra Kerja, diarahkan untuk mengisi dan mengupdate CV dan portofolio online melalui ruangkarir.net. Aplikasi ini mempertemukan antara dunia usaha dan dunia industri yang membutuhkan tenaga kerja, dengan peserta pelatihan yang sudah mempunyai skill tertentu sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui ruangkarir ini perusahaan bisa memilih sekian ribu calon tenaga kerja lengkap dengan portofolio dan cv online yang siap diwawancarai ataupun dipilih sebagai tenaga kerja.

Keempat, bagi mereka yang mempunyai jiwa bisnis dan ingin menjadi pelaku ekonomi kreatif disediakan marketplace ruangdagang.net untuk mengelola dan memasarkan produk-produk hasil pelatihan. Dengan marketplace ini akan mendatangkan pembeli baru atau calon investor yang tertarik terhadap bisnis startup-startup baru.

Kelima, dan jika masih belum mendapatkan pekerjaan, ataupun belum bisa berwirausaha, calon tenaga kerja bisa meningkatkan kapasitas kemampuannya untuk terus belajar secara mandiri di ruangtraining.net. Tersedia berbagai macam tutorial dan tempat magang yang bisa berguna untuk meningkatkan skillnya guna meraih kesempatan kerja yang diidamkan.

Masalahnya, sudah siapkah pemerintah, lembaga-lembaga pelatihan dan dunia usaha untuk berkolaborasi menggunakan dan menjalankan platform aplikasi ini?  Maukah lembaga-lembaga yang terlibat menurunkan ego sektoral dan mengubah persepsi dari sekedar proyek kartu prakerja menjadi ekosistem kerja baru yang menguntungkan semua pihak? Membangun ekosistem seperti ini jauh lebih penting ketimbang hanya menyiapkan berbagai macam bentuk pelatihan dan pemberian sertifikasi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »