Servis/ Layanan Double Track

 








Pelatihan ketrampilan - RuangTraining
Praktek pengembangan produk
Pemasaran hasil pelatihan
Kewirausahaan melalui KUS - RuangUsaha
Onjobtraining
Onboarding

Pemodalan Usaha - RUMUS
Sertifikasi - RuangUjian
DTMart - Outlet Produk Unggulan
Manajemen Pelatihan - admindt
Monitoring dan Evaluasi
Banchmarking Program
Millennial Job Fair
Millennial Entrepreneur Award
Online Selling Public Speaking


Portofolio Keterampilan
Katalog Produk
Transaksi Finansial
Lomba Kompetisi/ Profesi

Kecakapan Kerja - RuangKarir
Kecakapan Wirausaha - RuangUsaha
Pengembangan Bakat dan Kreatifitas - RuangProfesi




Impact dan Pendampingan Sekolah

 









Jobdesk Tim Pendamping Sekolah

1. Sosialisasi isian: KUS, DUDI, Video Pembelajaran, Survey Dampak Program DT bagi Masyarakat

2. Verifikasi dan Pendampingan isian KUS

3. Verifikasi dan Pendampingan kerjasama DUDI

4. Verifikasi dan Pendampingan Video Pembelajaran

5. Verifikasi dan Pendampingan Survey Dampak Program DT bagi Masyarakat







Pengenalan Profesi oleh Mitra DUDI

Profesi Youtuber


Produsen Kecap manis


Produsen Kerupuk Kulit


Produsen Dodol Betawi


Gelas Kaca Kekinian


Produsen Kerupuk Putih


Nasi Kapau



Mukena Elsa


Rumah Makan Asela Sampang



Vista Studio Fotografi




Laziza Chicken





Sepatu


Kampung Marketer


Jual Sandal



Bisnis Kemasan


ES Degan





Output Paket Double Track 2022







Output Paket

=============
sertifikat
cv
portofolio
Video Demo ketrampilan
Profil Usaha
Katalog produk
Video usaha


Video Dokumentasi Paket

Kecakapan kerja 
===============
Video Demo Ketrampilan

Kemitraan
==============
Wawancara Mitra DUDI
Profil Usaha
Peran di Double Track
Saran Masukan untuk Program

Kecakapan Wirausaha
====================
Video Profil Rintisan Usaha
Foto Katalog produk
Foto Profil Usaha dan Siswanya
Keunikan dan deskripsi produk
Transaksi/ omset/ laba
Data Pelanggan
Motivasi

Profil Rintisan Usaha

Demo Ketrampilan
Lomba Tutorial Membuat Produk Unggulan













Kontribusi Ekonomi
===================
Testimoni alumni bekerja
Testimoni yang membuka usaha
Manfaat Program DT
keuntungan/ penghasilan
















Jejak Rintisan Usaha 4 - Keripik Kulit Pisang

 






Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang besar pada perekonomian. Salah satu dampaknya terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan.
Putri Aprilia, warga Purwakarta juga ikut kena dampak pandemi. Suaminya yang bekerja di pabrik otomotif terkena PHK.

Namun, di tengah kondisi yang sulit itu ide bisnis muncul. Bisnis yang dimulai dari masa sulit itu kemudian berkembang dan mendatangkan omzet puluhan juta per bulan.
Putri bercerita, dirinya membangun bisnis keripik kulit pisang dengan nama Kulpis pada awal 2020. Bisnis itu lahir saat suami terkena PHK, di sisi lain ia melihat peluang karena banyak kulit pisang yang tidak dimanfaatkan.

"Suami itu kena pemutusan kerja. Terus kita lihat dulu kan di Purwakarta banyak banget menjamur pisang goreng madu, kulitnya banyak numpuk, terus saya kepikiran kalau misalkan cari cemilan yang unik dari kulit pisang itu ada nggak sih," katanya kepada detikcom, ditulis Jumat (24/6/2022).
Advertisement

Setelah mencari referensi, ia pun menemukan jika kulit pisang bisa dikonsumsi. Ia bereksperimen dengan menggunakan kulit pisang nangka. Butuh waktu tiga bulan untuk menemukan formula untuk menghasilkan produk yang tepat.
Lanjutnya, untuk memulai bisnis ini ia menggelontorkan modal Rp 300.000 untuk membeli pisang, kemasan, dan alat pengemas. Saat mulai bisnis, ia terpaksa membeli pisang utuh, tapi belakangan ia mendapatkan pasokan kulit pisang saja dari pelaku UMKM lain.
"Modal saya di awal cuma Rp 300.000, karena waktu itu kulit pisang hanya coba-coba. Jadi saya beli pisangnya, kalau sekarang saya nggak beli pisangnya. Saya beli kulitnya aja sama temen-temen UMKM," jelasnya.

Ia menceritakan proses pembuatan keripik kulit pisang. Awalnya kulit pisang dicuci dan dihaluskan serta direndam semalaman dengan berbagai bumbu. Setelah direndam, besoknya dicampur dengan tepung, tepung tapioka, garam dan lain-lain, kemudian dicetak dan dijemur.
Setelah dicetak, olahan itu dipotong-potong lagi, dijemur dan akhirnya siap untuk digoreng. Keripik kulit pisang itu ia jual Rp 15.000-17.000. Keripik kulit pisang dipasarkan secara langsung maupun online.

Ia menitipkan produknya di toko oleh-oleh yang terletak di Purwakarta, Puncak, Cianjur, Karawang, Bandung, Garut dan lain-lain. Sementara, untuk online ia memanfaatkan marketplace seperti Shopee di Kulpis store.

Omzet yang biasa dikantongi setiap bulannya di kisaran Rp 10-12 juta per bulan. Ia mengaku saat ini tengah dalam pemulihan imbas pandemi COVID-19.

Jejak Rintisan Usaha 3 - Kain Lurik




Sebelas tahun lalu, tepatnya tahun 2011, Dyah Yesnita Narendra Dewi, memulai bisnis produk kreasi berbahan tenun lurik khas Yogyakarta. KaLu, singkatan dari "Katun Lurik", dipilih Dyah karena dianggap simple dan mudah diingat. Perjalanan membangun bisnis yang dilalui Dyah tak mudah.

Berawal dari keinginannya untuk memiliki lebih banyak waktu bersama sang anak, Dyah memilih melepaskan statusnya sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Namun, pilihan untuk lebih banyak berada di rumah dan fokus ke keluarga tak membuatnya berdiam diri. Ia mulai mencoba berbisnis.
"Sebelum KaLu, saya sempat bisnis usaha gerobak kopi. Tapi cuma berjalan tiga bulan, sampai akhirnya yang bertahan KaLu ini," kata Dyah dalam keterangan tertulis, Kamis (28/7/2022).

Dyah menceritakan ide menciptakan produk tersebut berawal ketika dirinya melihat keindahan baju berbahan lurik di sebuah majalah. Lalu ia coba membuat kreasi dari kain khas Yogyakarta.
"Ide dari situ. Akhirnya, saya putuskan untuk mencoba mengolah lurik dari Yogyakarta. Pertimbangannya, bahan baku banyak dan tidak terlalu mahal. Saya belajar otodidak, trial, error, tapi enggak patah semangat," ujarnya..

Perjalanan KaLu juga bukan tanpa tantangan. Jatuh bangun sudah ia lalui. Dengan modal terbatas, Dyah tetap optimistis bahwa usaha yang dirintisnya akan membuahkan hasil.

"Saya sampai menggadaikan gelang emas seserahan untuk modal usaha ini, karena tabungan saya habis untuk modal usaha sebelumnya yang akhirnya gagal," kata Dyah.

Dalam hal pemasaran, sebelas tahun lalu, media sosial belum segencar saat ini. Kala itu, Dyah mengatakan masih jarang orang yang berjualan daring. Ia pun mulai memasarkan produknya melalui media sosial Facebook dan BlackBerry Messenger yang tenar saat itu. Tantangan lainnya, tak mudah memperkenalkan keindahan kain lurik.

"Dulu mindset-nya, lurik itu kesannya kain ndeso. Selain itu, panas, tidak nyaman dipakai. Nah, pada 2012, 2013, sudah banyak desainer yang mulai melirik lurik. Sehingga, akhirnya jadi lebih mudah memasarkannya karena produk-produk dari lurik mulai populer," papar Dyah.

Jejak Rintisan Usaha 2 - Keripik Beledag Ciamis

 



Jawa Barat dikenal bagi sebagian orang dengan camilan pedasnya. Seperti bisnis yang dibangun oleh perempuan asli Ciamis bernama Rini Susilawati atau akrab disapa Rini.

Rini merupakan produsen keripik beling pedas dengan merek Beledag.id. Ia bercerita bahwa produk berbahan dasar singkong ini telah terbang hampir ke seluruh pulau, mulai dari Pulau Jawa, Bali, hingga Kalimantan. Bahkan juga telah terbang paling jauh ke Malaysia dan Singapura.

"Pengiriman sudah hampir seluruh Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa seperti Bali, Wamena paling jauh. Kalau ke luar negeri Malaysia dan Singapura itu juga terima orderan dari platform Shopee ekspor," tuturnya ketika berbincang dengan detikcom, ditulis Rabu (29/6/2022).

Bermodalkan ilmu sendiri, kini bisnis Rini telah berkembang pesat. Sebelumnya hanya produksi di rumah sendiri, kini memiliki tempat produksi khusus. Omzet yang didapat Rini jumlahnya juga bukan main. Rata-rata omzetnya sehari mencapai Rp 10-14 juta per hari.

"Rata-rata (omzet) Rp 10-14 juta per hari itu juga gimana penjualan kadang naik juga kadang turun," lanjutnya.

Meski begitu, pencapaian yang didapatkan Rini tidak semudah itu. Rini bercerita awalnya, setelah lulus kuliah pada 2017, dia bekerja di sebuah perusahaan menjadi bagian administrasi. Namun mengingat jarak dari rumah ke tempat kerja terlampau jauh, akhirnya Rini berpikir untuk berbisnis dengan ilmu semasa di bangku kuliahnya jurusan bisnis.



Jejak Rintisan Usaha 1 - Kisah 3 Sekawan Rintis Bisnis Live Streaming Kondangan

 




Pernahkah anda berhalangan hadir dalam sebuah acara pernikahan dan hanya bisa menyaksikan prosesinya melalui media sosial seperti Youtube? Apa yang Anda saksikan itu ialah buah karya inovasi yang cukup menjanjikan di era pandemi. Sebuah peluang usaha yang bernama wedding live stream.
Berangkat dari keinginan membantu seorang sahabat yang frustasi karena pernikahannya terhalang pandemi Covid-19, Muhammad Rafki menemukan sebuah peluang usaha dengan prospek menjanjikan kala itu. Bersama dengan kedua rekannya, M. Haidar dan Isam, mereka mendirikan Reddot Livestream, sebuah bisnis live stream di Jabodetabek. Pada 2021, pendapatan bisnisnya melesat hingga lebih dari 900% dari tahun sebelumnya.

"Reddot ini terlahir dari membantu. Awalnya dari frustasi salah satu sahabat kita yang nikahnya ditunda, terus ditunda lagi, lama-lama frustasi. Gimana caranya nikah ini bisa tetap terjadi dalam keterbatasan ruang, waktu di kala pandemi 2020 itu. Dan masyarakat di kita ini kental sekali dengan silaturahmi. Kalau udah lama nggak silaturahmi ini gatel juga lama-lama," ujar Rafki kepada detikcom, Jumat (01/07/2022).

Dari sanalah, ia melihat ada kebutuhan mendasar yang sulit terpenuhi, demand tersedia sementara supply-nya belum ada. Akhirnya dia bersama kedua rekannya itu memutuskan untuk menjawab tantangan tersebut dengan sebuah produk atau service. Potensi itu terlihat semakin besar dengan masyarakat yang semakin hari semakin bisa menerima peralihan ke arah dunia serba digital.

Pengembangan Kurikulum DT - 2022