Media Kompas (3) - Pandemi Ubah Pendekatan SMA ”Double Track” Jawa Timur

Pandemi Ubah Pendekatan SMA ”Double Track” Jawa Timur

Oleh
AMBROSIUS HARTO
17 September 2021 17:44 WIB

Pandemi Covid-19 mengubah pendekatan program SMA Double Track Jawa Timur menjadi berorientasi kelompok usaha siswa-siswi sehingga diharapkan lebih efektif dan kuat dalam kewirausahaan.



MADIUN, KOMPAS — Serangan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 mengubah pendekatan program SMA Double Track Jawa Timur. Program sejak 2018 ini awalnya berpendekatan mendorong kemampuan individu pelajar SMA untuk wirausaha. Namun, pandemi mengubah pendekatan menjadi berorientasi kelompok usaha siswa atau KUS.

KUS amat mirip dengan usaha mikro kecil atau UMK. Namun, KUS dijalankan 4-6 siswa siswi yang tergabung dalam program Double Track (DT). Program ini memberikan keterampilan bagi pelajar SMA tahun akhir yang kemungkinan besar tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Keterampilan untuk bekal mereka berusaha atau bekerja.

Dalam kunjungan monitoring dan evaluasi, Jumat (17/9/2021) di SMA Negeri 1 Berbek, Nganjuk, dan SMA Negeri 1 Saradan, Madiun, program DT dilaksanakan dalam KUS. Kalangan pelajar kelas XII Berbek mengandalkan tata boga dan multimedia (fotografi) untuk mengasah keterampilan sebagai bekal berwirausaha selepas lulus. Di Saradan, siswa-siswi juga menekuni tata boga (kue dan roti), tata rias, multimedia, dan teknik kendaraan ringan.

”Dengan KUS, siswa siswi diharapkan menumbuhkan semangat kolaborasi untuk pengembangan ide, produk, dan bisnis kecil mereka,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jatim Ety Prawesty dalam kunjungan di Berbek dan Saradan.
Ety mengatakan, saat ini ada 188 SMA negeri dan MA negeri yang tergabung dalam jejaring program DT. Program ini dijalankan berupa kegiatan ekstrakurikuler selama setahun. Ada tujuh bidang keterampilan yang diberikan, yakni multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan.



Dalam menjalankan program DT, Dinas Pendidikan Jatim menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, sebagai mitra. ITS melatih praktisi atau tenaga pendidikan sebagai instruktur atau pelatih keterampilan. Di Berbek dan Saradan, kebetulan seluruh instruktur adalah guru.
Kepala SMA Negeri 1 Berbek Gunardi mengatakan, hanya 25-30 persen lulusan yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Program DT sangat membantu dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup lulusan termasuk dalam situasi pandemi Covid-19.

”Ada lulusan kami, yakni Dewi Nur Fatimah, yang setelah lulus membantu mengembangkan pemasaran bisnis konveksi milik ibunda. Kemampuan pemasaran dan pembuatan produk didapatkan dari program DT,” katanya.

Mereka masih perlu didorong untuk perbaikan pengemasan produk sehingga dapat dipasarkan lebih luas termasuk skala produksinya. (Gunardi)
Di Berbek ada 30 siswa siswi yang tergabung dalam enam KUS tata boga. Selain itu, 30 pelajar juga tergabung dalam enam KUS multimedia (fotografi). ”Kami tiga bulan ini sudah berjualan produk sambal pecel dan olahan bandeng secara online. Pasarnya di Nganjuk, antara lain, para guru, teman, tetangga, dan warga,” ujar Riyan Tamara Putra, Ketua KUS De Bandeng.
Gunardi mengatakan, sambal pecel buatan KUS De Bandeng cukup digemari sivitas di Berbek. ”Mereka masih perlu didorong untuk perbaikan pengemasan produk sehingga dapat dipasarkan lebih luas termasuk skala produksinya,” ujarnya.



Citra positif

Kepala SMA Negeri 1 Saradan, Azis, mengatakan, program DT meningkatkan citra positif sekolah dalam kawasan hutan jati tersebut. Warga Madiun bahkan lebih mengenal nama sekolah ini dengan SMA DT.

Frahriseline dari KUS Multimedia mengatakan mendalami teknik sablon dan cetak tekan pada kaus atau pakaian. ”Pesanan terus ada, Pak. Belum lama kami menangani pesanan dari kampus di Madura, 100 kaus. Nilai kontraknya lumayan, Rp 7 juta,” ujar siswi kelas XII IPA itu.

Secara terpisah, Fasilitator Tim ITS Fajar Baskoro mengatakan, perubahan pendekatan dari individu ke KUS dengan harapan program ini dapat berjalan dengan efektif dan kiprah para pelajar dalam berusaha lebih gesit. Pendekatan individu ada kekurangan, yakni terkadang pengusaha kebingungan ketika berjalan sendiri.

”KUS membuka ruang kolaborasi dan peningkatan kekuatan tim termasuk dalam permodalan, pembukaan jaringan, dan pemasaran,” kata Fajar.

Referensi :


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »